Rabu, 08 Oktober 2008

Puasa Enam Hari di Bulan Syawal

Puasa Enam Hari di Bulan Syawal

Salah satu dari pintu-pintu kebaikan adalah melakukan puasa-puasa sunnah. Sebagaimana yang disabdakan Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam: “Maukah aku tunjukkan padamu pintu-pintu kebaikan?; Puasa adalah perisai, …”
(Hadits hasan shohih, riwayat Tirmidzi). Puasa dalam hadits ini
merupakan perisai bagi seorang muslim baik di dunia maupun di akhirat.
Di dunia, puasa adalah perisai dari perbuatan-perbuatan maksiat,
sedangkan di akhirat nanti adalah perisai dari api neraka. Dalam sebuah
hadits Qudsi disebutkan, “Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya.” (HR. Bukhori: 6502)

Puasa Seperti Setahun Penuh

Salah satu puasa yang dianjurkan/disunnahkan setelah berpuasa di
bulan Romadhon adalah puasa enam hari di bulan Syawal. Puasa ini
mempunyai keutamaan yang sangat istimewa. Dari Abu Ayyub Al Anshori,
Rosululloh bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Romadhon kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164). Dari Tsauban, Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa
berpuasa enam hari setelah hari raya Iedul Fitri, maka seperti berpuasa
setahun penuh. Barangsiapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh
lipatnya.”
(HR. Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Al Albani dalam Irwa’ul Gholil). Imam Nawawi rohimahulloh mengatakan dalam Syarh Shohih Muslim 8/138, “Dalam
hadits ini terdapat dalil yang jelas bagi madzhab Syafi’i, Ahmad, Dawud
beserta ulama yang sependapat dengannya yaitu puasa enam hari di bulan
Syawal adalah suatu hal yang dianjurkan.”

Dilakukan Setelah Iedul Fithri

Puasa Syawal dilakukan setelah Iedul Fithri, tidak boleh dilakukan di hari raya Iedul Fithri. Hal ini berdasarkan larangan Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari Umar bin Khothob, beliau berkata, “Ini
adalah dua hari raya yang Rosululloh melarang berpuasa di hari
tersebut: Hari raya Iedul Fithri setelah kalian berpuasa dan hari
lainnya tatkala kalian makan daging korban kalian (Iedul Adha).”
(Muttafaq ‘alaih)

Apakah Harus Berurutan ?

Imam Nawawi rohimahulloh menjawab dalam Syarh Shohih Muslim 8/328: “Afdholnya
(lebih utama) adalah berpuasa enam hari berturut-turut langsung setelah
Iedul Fithri. Namun jika ada orang yang berpuasa Syawal dengan tidak
berturut-turut atau berpuasa di akhir-akhir bulan, maka dia masih
mendapatkan keuatamaan puasa Syawal berdasarkan konteks hadits ini”.

Inilah pendapat yang benar. Jadi, boleh berpuasa secara berturut-turut
atau tidak, baik di awal, di tengah, maupun di akhir bulan Syawal.
Sekalipun yang lebih utama adalah bersegera melakukannya berdasarkan
dalil-dalil yang berisi tentang anjuran bersegera dalam beramal sholih.
Sebagaimana Allah berfirman, “Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan.” (Al Maidah: 48). Dan juga dalam hadits tersebut terdapat lafadz ba’da fithri (setelah hari raya Iedul Fithri), yang menunjukkan selang waktu yang tidak lama.

Mendahulukan Puasa Qodho’

Apabila seseorang mempunyai tanggungan puasa (qodho’) sedangkan ia ingin berpuasa Syawal juga, manakah yang didahulukan? Pendapat yang benar adalah mendahulukan puasa qodho’. Sebab mendahulukan sesuatu yang wajib daripada sunnah itu lebih melepaskan diri dari beban kewajiban. Ibnu Rojab rohimahulloh berkata dalam Lathiiful Ma’arif, “Barangsiapa
yang mempunyai tanggungan puasa Romadhon, hendaklah ia mendahulukan
qodho’nya terlebih dahulu karena hal tersebut lebih melepaskan dirinya
dari beban kewajiban dan hal itu (qodho’) lebih baik daripada puasa
sunnah Syawal”.
Pendapat ini juga disetujui oleh Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin dalam Syarh Mumthi’. Pendapat ini sesuai dengan makna eksplisit hadits Abu Ayyub di atas.

Semoga kebahagiaan selalu mengiringi orang-orang yang menghidupkan sunnah Nabi Muhammad Shollallohu ‘alaihi wa sallam. Wallohu a’lam bish showab.

***

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

sumber: Artikel www.muslim.or.id


0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda